Category Archives: Budaya Indonesia

Mengenal 4 Keraton Tertua di Indonesia dan Sejarah Singkatnya

Keraton Kasepuhan Cirebon

Indonesia pada zaman dahulu kala terdiri atas banyak kerajaan. Karenanya, ada banyak istana kerajaan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, meskipun tidak semuanya masih berdiri hingga sekarang.

Daerah tempat tinggal penguasa kerajaan atau istana juga kerap disebut keraton. Kata keraton sendiri dalam pengertian sehari-hari sering merujuk pada istana penguasa di Nusantara. Sementara dalam bahasa Jawa, dikenal pula istilah kedhaton yang merujuk pada kompleks tertutup bagian dalam keraton tempat raja beserta putra-putrinya tinggal. 

Hingga kini Indonesia memiliki banyak bangunan keraton yang masih berdiri serta dipertahankan sebagai nilai budaya. Meskipun usianya sangat tua, bangunan keraton tetap berdiri kokoh karena dipelihara dengan baik. Berikut adalah 4 keraton tertua di Indonesia beserta sejarah singkatnya.

  1. Keraton Kasepuhan, Cirebon
    Keraton Kasepuhan terletak di Kelurahan Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Cirebon, Jawa Barat. Keraton ini terdiri atas dua kompleks bangunan bersejarah. Kompleks pertama dinamakan Dalem Agung Pakungwati dan didirikan oleh Pangeran Cakrabuana pada tahun 1430. Sedangkan kompleks kedua yaitu keraton Pakungwati yang sekarang disebut Keraton Kasepuhan didirikan oleh Pangeran Mas Zainul Arifin pada tahun 1529.

Bangunan Keraton Kasepuhan hingga kini masih terawat dengan baik. Tata letaknya mengikuti model tata letak keraton yang umum digunakan saat itu, yakni bangunan keraton menghadap utara, bangunan Masjid di sebelah barat, pasar di sebelah timur, dan alun-alun di tengah. Hingga kini model tata letak ini juga banyak diikuti oleh kabupaten/kota terutama di Pulau Jawa.

  1. Keraton Kanoman, Cirebon

Keraton Kanoman didirikan sekitar tahun 1678 M oleh Pangeran Mohamad Badridin atau Pangeran Kertawijaya, yang bergelar Sultan Anom I. Keraton Kanoman dan Keraton Kasepuhan merupakan dua bangunan dari Kesultanan Cirebon. Sama halnya dengan Keraton Kasepuhan, bangunan Keraton Kanoman juga menghadap utara dengan alun-alun terletak di depan keraton.

Pada bagian belakang komplek ini terdapat bangunan Witana yang merupakan rumah Pangeran Walangsungsang yang dibangun pada tahun 1428. Bangunan ini menjadikan kompleks Keraton Kanoman sebagai Kompleks tertua di Cirebon.

  1. Keraton Surosowan, Banten
    Keraton Surosowan dibangun pada masa pemerintahan Maulana Hasanuddin sekitar tahun 1522-1526. Beliau kemudian dikenal sebagai pendiri dari Kesultanan Banten. Area keraton dengan luas sekitar 3 hektar dibatasi oleh dinding setinggi 2 meter yang membuatnya mirip dengan benteng Belanda yang kokoh dengan keempat sudut bangunan benteng berbentuk intan. Hal inilah yang menyebabkan Banten mendapat julukan Kota Intan pada masa jayanya.
    Keraton ini memiliki tiga gerbang masuk yakni di sisi sebelah utara, timur, dan selatan. Namun pintu sebelah selatan telah ditutup dengan tembok sehingga tersisa dua gerbang masuk. 
  2. Keraton Surakarta Hadiningrat, Surakarta
    Keraton Surakarta didirikan pada tahun 1744 oleh Sri Susuhunan Pakubuwana II untuk menggantikan Keraton Kartasura yang hancur akibat Geger Pecinan pada tahun 1743. Keraton yang terletak di Kota Surakarta ini merupakan istana resmi Kesunanan Surakarta Hadiningrat.
    Wilayah Keraton Surakarta memiliki luas keseluruhan mencapai 147 hektar. Bangunan keraton ini merupakan salah satu contoh arsitektur istana Jawa yang terbaik, yakni memiliki balairung mewah, lapangan, serta paviliun yang luas.
    Hingga kini kompleks bangunan keraton ini masih berfungsi sebagai tempat tinggal sunan beserta keluarganya dengan masih menjalankan tradisi kesunanan. Keraton Surakarta juga merupakan salah satu objek wisata di Kota Surakarta, yang juga terdiri dari museum yang menyimpan berbagai koleksi milik kesunanan. Kesunanan Surakarta sendiri secara resmi telah menjadi bagian dari Republik Indonesia sejak tahun 1945.

Rekomendasi 4 Destinasi Wisata Air Terjun Terindah di Indonesia

Libur akhir tahun segera tiba. Mungkin banyak dari Anda yang sudah merencanakan untuk berlibur bersama keluarga. Namun bila Anda masih bingung menentukan destinasi wisata untuk liburan akhir tahun nanti, berikut adalah 4 rekomendasi wisata air terjun yang mampu memanjakan mata Anda.

  1. Air Terjun Madakaripura, Probolinggo
    Terletak di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Air Terjun Madakaripura merupakan air terjun tertinggi di Pulau Jawa dan tertinggi kedua di Indonesia dengan ketinggian 200 meter. Madakaripura adalah salah satu air terjun yang berada di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, tepatnya di lereng Gunung Bromo, dan telah dibuka sejak tahun 1991. Dalam ikut serta menerapkan protokol kesehatan di masa pandemi, pengunjung wajib menunjukkan sertifikat vaksin minimal dosis 1 untuk dapat memasuki tempat wisata ini.  Harga tiket masuknya cukup terjangkau, yaitu Rp 22.000,00 untuk turis domestik dan Rp 45.000,00 untuk turis mancanegara.
    Nama Madakaripura sendiri diambil dari kata “Mada” yang mengacu pada Gajah Mada, “Kari” yang berarti peninggalan, serta “Pura” berarti tempat untuk bertapa. Memang, air terjun ini dipercaya sebagai tempat bertapa Gajah Mada pada zaman Kerajaan Majapahit.
    Debit air Madakaripura selalu melimpah meskipun pada musim kemarau, sehingga mendapat julukan sebagai air terjun abadi. Keunikan dari air terjun ini adalah bentuk tebing di sekelilingnya yang menyerupai ceruk, di mana guyuran air hampir merata di semua bagian tebing yang membuatnya menyerupai rintik hujan.
  2. Air Terjun Benang Stokel dan Air Terjun Benang Kelambu, Lombok
    Kedua air terjun ini terletak di kawasan Geopark Rinjani, Lombok Tengah. Air Terjun Benang Stokel lebih tinggi daripada Air Terjun Benang Kelambu, yakni sekitar 30 meter. Keberadaan keduanya seperti tidak dapat dipisahkan dikarenakan lokasinya yang masih dalam kawasan yang sama. Trekking menuju lokasi utama kedua air terjun ini juga sama, dimulai dengan melewati gapura bertuliskan Welcome To Geopark Rinjani, kemudian dilanjutkan dengan jalur trekking yang sudah tertata dengan baik berupa lapisan tembok dan susunan bebatuan. Terdapat mitos yang berkembang mengenai kedua air terjun ini yaitu tentang khasiat air yang dipercaya mampu membuat awet muda, serta dapat mendatangkan berkah dan keselamatan.
  3. Air Terjun Sipiso-piso, Sumatera Utara
    Air terjun ini memiliki ketinggian hingga 120 meter dan terletak di Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. Pemandangan indah yang disajikan di air terjun ini dilatarbelakangi panorama indah Danau Toba, pematang sawah dan ladang di Desa Tongging, bukit bentangan Pulau Samosir, serta memberikan suasana segarnya alam pegunungan.
  4. Air Terjun Cikanteh, Sukabumi
    Jawa Barat juga memiliki objek wisata air terjun yang cukup terkenal di kalangan pecinta alam. Air terjun atau lebih dikenal dengan nama Curug Cikanteh ini terletak di Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, tepatnya di kawasan wisata Geopark Ciletuh Pelabuhan Ratu. Area Curug Cikanteh terdiri dari 3 tingkatan air terjun yang memiliki nama yang berbeda-beda, yaitu Curug Sodong Kembar, Curug Cikanteh dengan tinggi 60 meter, dan Curug Ngelay yang memiliki ketinggian 100 meter.
    Keindahan Curug Cikanteh terletak pada bentuknya yang berundak-undak dengan aliran air bening di antara tebing yang berwarna coklat.

Nah, itulah objek wisata air terjun yang dapat menjadi destinasi liburan Anda. Namun sebelum memutuskan untuk berwisata, pastikan Anda dan keluarga dalam keadaan sehat. Jangan lupa untuk selalu menerapkan protokol kesehatan, baik ketika dalam perjalanan maupun saat berada di tempat tujuan wisata Anda.

Dampak Perubahan Iklim Bagi Indonesia

Fenomena perubahan iklim dewasa ini telah terjadi di belahan dunia bahkan di Indonesia. Jika pada beberapa dasawarsa sebelumnya pergantian musim masih bisa diprediksi dengan menghitung bulan pada setiap tahunnya, tidak demikian halnya dengan kondisi saat ini yang sudah berubah total. Terjadinya perubahan iklim itu ditandai dengan beberapa fenomena alam seperti melelehnya gletser-gletser gunung es di kutub bumi, cuaca yang ekstrim, curah hujan yang tinggi, suhu yang semakin panas serta musim kemarau berkepanjangan. Bermacam fenomena yang terjadi tersebut bisa berdampak sangat luas bagi kehidupan masyarakat dunia, tak terkecuali Indonesia.

 

Isu perubahan iklim tersebut semakin meningkatkan ancaman terhadap sektor penting dalam kehidupan manusia. Sebut saja sektor pertanian, perikanan, perindustrian, bahkan sektor perekonomian Indonesia. Hal ini juga telah disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam forum ESG (Environmental, Social, and Governance). Sri Mulyani menyatakan bahwa ancaman perubahan iklim tersebut bisa berdampak serius terhadap perekonomian nasional.

 

Apa sajakah dampak yang dirasakan masyarakat Indonesia dari perubahan iklim tersebut? Berikut daftarnya.

 

  1. Melonjaknya harga bahan makanan

Seiring dengan cuaca yang tidak menentu akibat perubahan iklim, sektor pertanian dan perkebunan di Indonesia merupakan dua sektor yang paling merasakan imbasnya secara langsung. Gagal panen akibat banjir ataupun kekeringan akibat perubahan cuaca yang tidak menentu bisa merusak kualitas dan kuantitas hasil panen. Sebagai imbasnya, harga makanan pun bisa melonjak naik sebanyak 5 hingga 80 persen. Hal ini menjadi persoalan serius bagi ekonomi indonesia, mengingat sektor pertanian dan perkebunan merupakan sektor penopang ekonomi Indonesia.

  1. Tenggelamnya pusat bisnis

Terjadinya fenomena pencairan gunung es di kutub bumi mengakibatkan kenaikan permukaan air laut sebesar 20 sampai 37 persen setiap tahunnya. Berbagai wilayah di Indonesia sendiri sudah sejak lama rentan terhadap banjir rob. Banjir rob bahkan sudah menenggelamkan beberapa wilayah di pesisir Pulau Jawa, terutama di pesisir wilayah DKI Jakarta yang merupakan pusat bisnis Indonesia. Ancaman tenggelamnya Jakarta sebenarnya memang sudah diprediksi sejak beberapa puluh tahun yang lalu. Jika ancaman ini tidak segera diatasi, pada 2050 nanti Jakarta diprediksi akan sepenuhnya tenggelam.

2. Kelangkaan air bersih dan kekeringan

Siklus musim yang tidak menentu sebagai dampak dari perubahan iklim ini berpotensi menimbulkan ancaman serius bagi alam dan kehidupan manusia. Cuaca ekstrem, peningkatan suhu cuaca, kekeringan serta kelangkaan air bersih menjadi dampak dari kemarau yang berkepanjangan.

3. Bencana alam

Perubahan iklim juga bisa menimbulkan perubahan siklus alam dan menimbulkan bencana, seperti yang sudah terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Terjadinya banjir bandang akibat curah hujan tinggi, banjir rob akibat naiknya permukaan air laut, badaiangin topan, serta terjadinya kebakaran hutan akibat suhu cuaca yang panas semakin menambah emisi gas karbon ke udara dan merusak lapisan ozon.

4. Punahnya Flora dan Fauna

Selain manusia, hewan dan tumbuhan juga mengalami dampak dari perubahan iklim. Mencairnya es di kutub menyebabkan terancamnya habitat hewan kutub, seperti pinguin dan beruang kutub yang hanya bisa hidup di daerah sangat dingin. Perubahan iklim juga dapat menyebabkan kebakaran hutan sehingga mengganggu ekosistem hutan. Sebagai dampaknya, flora dan fauna harus beradaptasi dengan kondisi yang ada, serta memiliki resiko kepunahan jika adaptasi tersebut gagal dilakukan. 

 

Isu perubahan iklim ini sangatlah penting karena dampaknya dirasakan oleh seluruh dunia. Untuk itu, perlu dilakukan edukasi dan komunikasi terkait hal tersebut kepada seluruh lapisan masyarakat. Komitmen dan kesadaran masyarakat menjadi salah satu kunci penting dalam mengatasi perubahan iklim. Salah satu cara pengaplikasiannya adalah melalui cara berkonsumsi, gaya hidup, serta cara penyampaian pandangan dan preferensi.

Kebersamaan dalam Keberagaman Budaya di Indonesia

Indonesia adalah negara kepulauan dengan banyak sekali keberagaman. Tanah air kita tersusun atas ribuan pulau, yang masing-masing memiliki keragaman ras, bahasa, agama, adat istiadat, dan budaya lokal. Namun di atas semua keberagaman yang kita miliki, Indonesia adalah negara kesatuan. Untuk mengenal lebih jauh tentang keberagaman yang dimiliki tanah air kita, mari kita simak beberapa hal yang perlu kita ketahui tentang keberagaman di Indonesia.

 

  1. Tiap pulau membawa kebudayaan yang berbeda

Ribuan pulau di Indonesia masing-masing memiliki kebudayaan lokal yang unik. Masing-masing daerah juga dapat memiliki bahasa yang berbeda. Bahkan dalam pulau yang cukup besar, misalnya Pulau Jawa, tercatat ada 16 bahasa yang digunakan penduduk Indonesia di pulau ini. Secara total, tercatat ada 250 bahasa daerah yang utama di Indonesia. Ini belum termasuk dialek khusus pada bahasa tertentu. Misalnya pada bahasa Jawa, ada beberapa dialek yang berbeda pada bahasa Jawa yang digunakan di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Bahkan di Provinsi Papua terdapat 271 dialek bahasa daerah.

 

2. Keberagaman ras di Indonesia

 Bangsa Indonesia juga terdiri atas berbagai ras. Keberagaman ras ini harusnya tidak menjadi penyebab perselisihan. Justru keberagaman ras ini adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari bangsa Indonesa, dan menjadi jati diri negeri ini.

Keragaman ras di Indonesia telah ada sejak zaman nenek moyang. Kepulauan Indonesia pertama kali ditinggali oleh berbagai ras dari beberapa belahan negara. Menurut sejarah, berbagai ras telah menempati wilayah Indonesia sejak 20.000 tahun yang lalu. Ras pertama yang tinggal di Indonesia adalah ras Austrolois, yang kemudian sebagian bermigrasi ke Australia, dan sebagian lagi menempati wilayah Nusa Tenggara Timur dan Papua.

Setelah itu disusul oleh ras Melanosoid Negroid dan ras Melayu Mongoloid. Pada perkembangan selanjutnya, ras Melanosoid banyak menempati wilayah bagian timur seperti Maluku dan Papua, sementara ras Melayu Mongoloid banyak berkembang wilayah Indonesia bagian barat. Karena itu, sejak zaman nenek moyang bangsa kita telah memiliki berbagai macam ras.

 

3. Keberagaman adat istiadat

Dengan adanya keragaman ras dan suku bangsa, maka sudah pasti bangsa Indonesia memiliki berbagai adat istiadat yang berbeda. Saat ini terdapat sekitar 656 suku bangsa di Indonesia. Masing-masing suku bangsa tentunya memiliki budaya dan adat istiadat yang berbeda.

Dalam hal ini tentu ada beberapa suku saja yang lebih dominan dari yang lainnya. Sementara banyak suku lain yang bahkan tidak banyak orang yang mengenalnya. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah banyaknya penduduk pada suku bangsa tersebut. Misalnya suku Jawa di Pulau Jawa. Kebudayaan suku Jawa di Indonesia lebih dominan dan lebih dikenal daripada suku lainnya, karena jumlah penduduk di Jawa lebih banyak dibandingkan wilayah lainnya.

 

Itulah beberapa keberagaman di tanah air yang wajib kita ketahui. Meskipun berbeda ras, suku, dan adat istiadat, namun persatuan dan kesatuan bangsa harus selalu diutamakan.

 

Peringatan Hari Kartini dalam Pandemi

Hari Kartini yang jatuh pada setiap tanggal 21 April biasanya identik dengan perayaan dan pertunjukan bermacam pakaian adat dari seluruh Indonesia. Mulai dari sekolah hingga instansi pemerintahan serta perkantoran swasta ikut berpartisipasi dengan mengenakan busana daerah. Begitu pula dengan perayaannya, mulai dari seremoni hingga lomba-lomba kerap diadakan untuk memperingati hari lahirnya RA Kartini.

 

Namun, sejak tahun lalu, peringatan Kartini agak berbeda dari biasanya. Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak akhir tahun 2019 lalu mempengaruhi hal ini. Tak ada lagi parade di jalanan dengan mengenakan pakaian adat. Peringatan Kartini berubah menjadi diskusi-diskusi virtual, atau pentas seni yang dikemas secara daring dengan protokol kesehatan yang ketat.

 

Meski demikian, Hari Kartini tetap dapat dirayakan dari rumah. Berikut beberapa acara yang diadakan untuk memperingati Hari Kartini tahun ini.

 

  • Acara bincang peringatan Hari Kartini oleh Kementerian Keuangan

Pada Rabu, 21 April 2021, Kementerian Keuangan menyelenggarakan sebuah acara bincang atau talkshow daring sebagai peringatan Hari Kartini. Talkshow tersebut bertajuk “Kartini Pendobrak Perubahan”, dan diselenggarakan melalui kanal Youtube Kemenkeu dan Indonesia Eximbank secara langsung mulai pukul 15.30. Selain dapat disaksikan lewat Youtube, acara yang diselenggarakan di Aula Mezzanine, Gedung Djuanda tersebut juga diikuti oleh sekitar 400 peserta melalui aplikasi Zoom. 

 

Narasumber yang hadir di antaranya Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Purbasari, dokter relawan Covid-19 dr. Aulia Giffarinnisa,  serta aktris Asri Welas.

 

Talkshow ini membahas peran dan kontribusi perempuan dalam menghadapi berbagai tantangan dari pemulihan dan reformasi serta transformasi ekonomi.

 

  • Lomba Surat untuk Kartini oleh Kementerian Kominfo

Pada tanggal 12 April 2021, Kominfo melalui laman resminya mengumumkan penyelenggaraan lomba menulis “Surat Untuk Kartini”. Peserta diminta untuk bercerita tentang pengalaman dalam belajar, bermain dan berkarya di era digital, serta menyampaikan harapan mengenai bagaimana pemerintah bisa bekerja membantu peserta untuk mewujudkan harapan yang dicita-citakan dalam 500-1000 kata. Lomba tersebut dapat diikuti oleh pelajar SD hingga SMA/sederajat dengan total hadiah Rp 28 juta.

 

Pengumuman pemenang diumumkan pada tanggal 20 April 2021 dan dipublikasikan melalui laman resmi Kominfo serta media sosial. 

 

Pada dasarnya, peringatan Hari Kartini merupakan bentuk penghargaan yang tinggi terhadap sosok pahlawan emansipasi wanita, RA Kartini. Keteguhan hati dan perjuangannya mewariskan emansipasi bagi wanita Indonesia hingga sekarang yang membuat perempuan Indonesia berhak mendapatkan pendidikan dan kedudukan yang sejajar seperti pria.

 

Salah satu buah pemikiran Kartini yang paling berpengaruh adalah “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Buku tersebut merupakan kumpulan surat yang berisi pemikiran-pemikiran Kartini tentang kondisi sosial pada masa itu, khususnya tentang kondisi perempuan pribumi.

Sebagian besar surat-suratnya berisi keluhan dan gugatan khususnya menyangkut budaya di Jawa yang dipandang sebagai penghambat kemajuan perempuan. Dia ingin wanita memiliki kebebasan menuntut ilmu dan belajar.

 

Kartini juga menuliskan harapannya untuk memperoleh pertolongan dari luar. Ia mengungkapkan keinginannya untuk menjadi seperti kaum muda Eropa. Ia menggambarkan penderitaan perempuan Jawa akibat kungkungan adat, yaitu tidak bisa bebas duduk di bangku sekolah, harus dipingit, dinikahkan dengan laki-laki yang tak dikenal, dan harus bersedia dimadu.

 

Kartini meninggal tanggal 17 September 1904 pada usia 25 tahun setelah melahirkan bayi laki-laki sebelum sempat mewujudkan pemikiran-pemikirannya. Namun, pemikiran Kartini menjadi inspirasi pergerakan di Indonesia dan membuatnya sebagai pelopor emansipasi perempuan.

 

Atas hal tersebut ia ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 1964.

Ragam Kecantikan Tari Bali

Bali merupakan salah satu pulau di Indonesia yang terkenal sampai ke mancanegara karena keindahan alam serta keunikan budayanya. Pulau Bali menawarkan begitu banyak destinasi wisata. Sebut saja Pantai Kuta, Pura Tanah Lot, Garuda Wisnu Kencana (GWK), Pantai Lovina dengan Lumba Lumbanya, Pura Besakih, Ubud, Kintamani, dan masih banyak yang lainnya. Kini, Bali juga memiliki beberapa pusat wisata yang sarat edukasi untuk anak-anak seperti kebun binatang, museum tiga dimensi, taman bermain air, dan tempat penangkaran kura-kura.

Salah satu budaya yang paling terkenal dari Bali adalah tariannya. Seni tari Bali pada umumnya dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu wali atau seni tari pertunjukan sakral, bebali atau seni tari pertunjukan untuk upacara dan juga untuk pengunjung, dan balih-balihan atau seni tari untuk hiburan pengunjung. Kecantikan tari Bali tampak pada gerakan-gerakan yang abstrak dan indah. Tari-tari Bali yang paling dikenal antara lain pendet, kecak, baris, dan legong.

  • Tari Pendet

Tari Pendet pada awalnya merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan di pura, tempat ibadat umat Hindu di Bali, Indonesia. Tarian ini melambangkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Penari yang terdiri dari wanita dewasa menari sambil membawa perlengkapan sesajen. Lambat-laun, seiring perkembangan zaman, Pendet telah ditarikan untuk hiburan, terutama sebagai tari penyambutan.

Tarian ini diajarkan sekadar dengan mengikuti gerakan dan jarang dilakukan di banjar-banjar. Para gadis muda mengikuti gerakan dari para wanita yang lebih senior yang mengerti tanggung jawab mereka dalam memberikan contoh yang baik.

  • Tari Kecak

Kecak adalah tarian beramai-ramai yang dibawakan di malam hari mengelilingi api unggun. Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau lebih) penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan “cak” dan mengangkat kedua lengan, menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Tari kecak tak diiringi musik, tetapi hanya tepukan telapak tangan yang memukul bagian-bagian dari tubuh agar menghasilkan suara. Kecak berasal dari ritual sanghyang, yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada pada kondisi tidak sadar, melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat.

  • Tari Baris

Tari Baris adalah sebuah jenis tari-tarian perang tradisional dari Bali yang diiringi dengan gamelan. Berasal dari kata bebaris yang bermakna prajurit, tarian ini dibawakan secara berkelompok, berisi 8 sampai 40 penari. Tari ini menggambarkan perasaan seorang pahlawan muda sebelum ia pergi ke medan perang, mengelu-elukan kejantanan pahlawan Bali dan menunjukkan kemantapan kepemimpinannya.

  • Tari Legong

Legong adalah tarian yang diciptakan oleh Pangeran Sukawati berdasarkan mimpinya melihat bidadari. Sesuai dengan awal mulanya, penari legong yang baku adalah dua orang gadis yang belum mendapat menstruasi, ditarikan di bawah sinar bulan purnama di halaman keraton. Kedua penari ini, disebut legong, selalu dilengkapi dengan kipas.

sebagai alat bantu. Legong memiliki perbendaharaan gerak yang sangat kompleks yang terikat dengan struktur tabuh pengiring yang konon merupakan pengaruh dari gambuh.

Penari Bali mempelajari tarian sejak anak-anak dan bahkan di dalam rahim, mereka dimainkan musik Bali. Mereka diajari menari dengan tangan sebelum bisa berjalan. Pelatihan resmi sebagai penari Bali dimulai sejak usia 7 tahun. Dalam tarian Bali gerakan ini terkait erat dengan ritme yang dihasilkan oleh gamelan, ansambel musik khusus untuk Jawa dan Bali.

Mengenal Indonesia Lebih Dekat Melalui Museum Seni dan Budaya

Indonesia memiliki keanekaragaman seni dan budaya yang berlimpah. Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mengenal beragam budaya yang ada di Indonesia. Membaca buku, menonton televisi, atau berselancar di Internet merupakan cara yang paling praktis dan mudah. Namun, sesekali, kita perlu memperkaya pengetahuan kita tentang budaya dengan mengunjungi langsung tempat-tempat yang menyimpan warisan budaya Indonesia, yaitu museum.

Keberadaan museum sangat penting karena memiliki tanggung jawab dan fungsi untuk melestarikan, membina, sekaligus mengembangkan budaya masyarakat baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud. Melalui pesan-pesan yang dirangkai lewat display dan ruang pameran, museum di Indonesia berfungsi sebagai sarana komunikasi dan jembatan penghubung yang dapat memicu kesadaran dan pengetahuan bagi masyarakat. 

Berikut adalah empat museum seni dan budaya yang dapat Anda kunjungi untuk mengenal Indonesia lebih dekat.

  • Museum Nasional, Jakarta

Museum Nasional Republik Indonesia atau disebut juga Museum Gajah adalah sebuah museum arkeologi, sejarah, etnografi, dan geografi. Museum ini terletak di Jalan Merdeka Barat Nomor 12, Kota Jakarta Pusat.

Hingga saat ini Museum Nasional menyimpan 160.000an benda-benda bernilai sejarah. Kompleks Museum Nasional mempunyai dua gedung. Gedung A digunakan untuk ruang pamer serta penyimpanan koleksi. Sedangkan Gedung B digunakan untuk pameran, kantor, ruang konferensi, laboratorium dan perpustakaan.

  • Museum Wayang, Jakarta

Wayang adalah salah satu dari berbagai warisan kebudayaan masa lampau di Indonesia. Wayang merupakan salah satu karya seni budaya yang menonjol di antara banyak Karya Budaya lainnya.

Museum Wayang berlokasi di Jalan Pintu Besar Utara Nomor 27, Jakarta Barat. Museum ini memamerkan berbagai jenis dan bentuk wayang dari seluruh Indonesia baik yang terbuat dari kayu dan kulit maupun bahan-bahan lain. Di museum ini juga diselenggarakan pagelaran wayang secara periodik pada minggu 2 dan 3 setiap bulannya.

  • Museum Batik, Yogyakarta

Batik adalah kain Indonesia bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerapkan malam pada kain kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu yang memiliki kekhasan. Batik telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi sejak 2009.

Museum batik Yogyakarta adalah museum batik pertama di Yogyakarta yang didirikan atas prakarsa Hadi Nugroho, pemilik museum. Museum swasta ini terletak di Jalan Dr. Sutomo, Kota Yogyakarta dan diresmikan pada 12 Mei 1977 oleh Kanwil P&K Daerah Istimewa Yogyakarta. Koleksi museum ini terdiri dari berbagai batik gaya Yogyakarta, Solo Pekalongan, dan gaya tradisional lainnya dalam bentuk kain panjang, sarung, dan sebagainya.

Kini, museum ini menyimpan lebih dari 1200 koleksi perbatikan yang terdiri dari 500 lembar kain batik tulis, 560 batik cap, 124 canting atau alat pembatik, dan 35 wajan serta bahan pewarna.

  • Museum Ganesya, Malang

Museum Ganesya (Gelar Indonesia Budaya) yang berlokasi di Perumahan Graha Kencana, Jl. Balearjosari, Malang, Jawa Timur, hadir sebagai museum budaya terbesar di Malang Raya.

Di antara koleksinya, museum Ganesya menghadirkan artifak pusaka tradisional, pataka (lambang legitimasi kerajaan), keris, manik-manik, terakota, Arca, prasasti yang merupakan manifestasi kejayaan Nusantara masa lampau. Museum ini juga menghadirkan kebudayaan Indonesia terkait seni topeng, wayang, dan Khasanah Panji dengan beragam bentuk dan karakter dari tradisional hingga modern.

 

Selama ini, museum selalu terkesan sunyi dan cenderung kurang terurus. Museum hanya sesekali dikunjungi oleh para siswa yang mendapat tugas dari sekolah untuk mencatat berbagai benda yang ada di dalamnya. Museum belum menjadi tujuan utama para wisatawan. Padahal, lewat museum orang bisa belajar tentang kebudayaan peradaban dan sejarah sekaligus. Dengan belajar sejarah dan kebudayaan melalui museum, kita akan memahami sekaligus menghargai nilai-nilai yang terkandung didalamnya.

Tari Topeng: Kesenian Indonesia Penyebar Ajaran Islam di Masa Lampau

Indonesia adalah negeri yang kaya akan budaya dan seni. Salah satu kesenian tradisi Indonesia yang unik dan terjaga kelestariannya hingga kini adalah Tari Topeng yang berasal dari Cirebon, Jawa Barat.

Tari Topeng ini sebenarnya berasal dari Jawa Timur dan sudah ada sejak abad ke-10 Masehi pada saat pemerintahan Prabu Panji Dewa, pemimpin kerajaan Jenggala. Kemudian Tari Topeng ini dibawa oleh seorang seniman ke tanah Cirebon, dan mengalami akulturasi dengan kebudayaan setempat di masa itu. Selanjutnya Tari Topeng semakin dikenal masyarakat luas dan menyebar dengan cepat ke daerah lain di Jawa Barat seperti Majalengka, Subang, Indramayu, dan Jatibarang. Tari ini juga menyebar ke wilayah Jawa Tengah yang dekat dengan Cirebon seperti Losari dan Brebes.

Pada masa kepemimpinan Sunan Gunung Jati dan Sunan Kalijaga di Cirebon, pertunjukan Tari Topeng digunakan sebagai salah satu pertunjukan hiburan di kalangan keraton dan sebagai alat untuk menyiarkan agama Islam.

Tari Topeng Cirebon bermakna lebih dari sekedar pertunjukan tari biasa. Pertunjukan ini mengandung banyak simbol yang bermakna yang disampaikan kepada para penontonnya. Simbol-simbol tersebut ditunjukkan melalui variasi jenis dan warna topeng, jumlah topeng, dan jumlah gamelan yang mengiringi tarian.

Simbol-simbol yang ingin disampaikan kepada penonton diantaranya adalah berupa pesan yang mengandung nilai kebijaksanaan, kepemimpinan, dan cinta kasih, yang tertuang dalam sebuah pertunjukan tari dengan topeng yang beraneka ragam sesuai dengan karakter yang dimainkan oleh penari.

Pada pertunjukan Tari Topeng, penari memakai topeng yang terbuat dari kayu untuk menutupi wajahnya. Kayu yang digunakan untuk membuat topeng diantaranya adalah kayu mangga, kayu waru, dan kayu jaran. Topeng yang dipakai penari menunjukkan karakter tersendiri yang sesuai dengan jenis tarian yang dibawakan.

Jumlah topeng yang ditampilkan dalam pertunjukan Tari Topeng total ada sembilan topeng, yang terdiri atas lima topeng pokok yaitu topeng panji, topeng samba atau pamindo, topeng rumyang, topeng tumenggung atau patih, dan topeng kelana atau rahwana. Jika lakon yang dipertunjukkan adalah Panji Gandrung, Panji Bilowo, dan Jaka Blowo, maka ada empat topeng lainnya yaitu topeng pentul, topeng sumbelep, topeng jinggananom, dan topeng aki-aki.

Lima topeng pokok yang digunakan dalam pertunjukan Tari Topeng disebut juga Topeng Panca Wanda yang artinya topeng lima watak. Kelima topeng tersebut mencerminkan lima karakter dari individu yang berbeda. Topeng Panji menggambarkan karakter bayi yang masih polos, Topeng Pamindo mencerminkan karakter ksatria, dan Topeng Patih menggambarkan sosok yang dewasa dan bijak.

 

Keindahan Borobudur, Situs Warisan Dunia dari Indonesia

Borobudur merupakan salah satu kekayaan Indonesia yang telah menarik perhatian dari seluruh dunia. Candi Borobudur adalah candi Budha yang terbesar di dunia. Tak heran jika Candi Borobudur telah menjadi salah satu dari 7 keajaiban dunia yang menakjubkan.

Borobudur telah menarik banyak perhatian turis dari dalam negeri dan mancanegara. Candi ini merupakan saksi peradaban bangsa Indonesia yang telah berdiri selama 12 abad lamanya. Candi Borobudur pertama kali dibangun sekitar abad ke 8 atau 9 masehi. Pada masa tersebut, kebudayaan Hindu dan Budha sangat kental di Indonesia. Candi Borobudur pun berdiri dengan megah dengan arca-arca yang memukau yang lambat laun menarik perhatian peminat seni dan budaya dari dalam dan luar negeri.

Candi Borobudur pun sempat mengalami masa-masa sulit dan semakin terabaikan pada abad ke 14 seiring dengan masuknya Islam di Indonesia. Banyak yang mencuri patung dan arca dari Candi Borobudur untuk dijual ke kolektor seni. Bahkan pada masa penjajahan Belanda, Belanda menyetujui permintaan Raja Thailand untuk memiliki beberapa arca dari Candi Borobudur. Pada masa itu Belanda mengirimkan 5 arca Budha, 2 arca singa, serta puluhan batu berelief dan benda-benda bersejarah lainnya dari Borobudur ke Thailand.

Pada awal abad ke-20, dilakukan restorasi untuk menjaga keutuhan Candi Borobudur. Namun proses restorasi ini tidak berjalan dengan baik karena keterbatasan dana.

Baru setelah masa kemerdekaan, pada tahun 1960 kembali diadakan perbaikan pada Candi Borobudur. Kali ini pemerintah Indonesia melakukan perbaikan dengan bekerjasama dengan UNICEF. Proses restorasi ini selesai pada tahun 1973 dan memakan dana kurang lebih 7 juta dolar.

Setelah mengalami perbaikan, Borobudur pun semakin terkenal di dunia. Hingga pada tahun 1991 UNICEF menetapkan Borobudur sebagai salah satu warisan dunia atau benda budaya dari masa lalu.

Borobudur tetap berdiri dengan keindahannya hingga kini, meskipun sempat menjadi sasaran bom dan juga bencana alam. Pada tahun 1985, Borobudur menjadi sasaran bom yang telah menghancurkan 2 arca Budha dan 9 stupa. Pada tahun 2006 juga terjadi bencana alam berupa gempa berkekuatan 6,2 skala richter yang menghancurkan banyak bangunan di Yogyakarta dan sekitarnya. Namun gempa ini tidak berpengaruh pada Candi Borobudur.

Borobudur hingga kini telah menjadi salah satu tujuan wisata yang terkenal. Banyak bisnis hotel dan penginapan untuk mengakomodasi turis domestik dan mancanegara. Pada tahun 2019, jumlah pengunjung di situs Candi Borobudur dapat mencapai 2,5 juta orang per tahun.

5 Batik Lokal Indonesia yang Telah Mendunia

Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia dengan keunikan dan keindahan yang telah diakui dunia internasional. Bahkan UNESCO telah mengakui batik Indonesia sebagai warisan budaya dunia tak benda sejak tahun 2009.

Batik sendiri memiliki motif dan corak yang beragam, yang umumnya tiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas tersendiri dalam corak batiknya. Apa saja corak batik yang telah terkenal hingga ke mancanegara? Inilah 5 diantaranya.

  • Batik tulis sogan

Batik corak sogan merupakan ciri khas dari wilayah keraton Jawa, yaitu dari keraton Yogyakarta dan Surakarta atau Solo. Corak batik sogan merupakan corak yang klasik dengan dominasi warna coklat dan hitam. Nama sogan diambil dari nama tanaman yang dipakai sebagai pewarna alami untuk batik ini, yaitu dari batang kayu pohon soga. Batik tradisional yang banyak diproduksi di Yogyakarta ini telah menembus pasar internasional seperti Malaysia, Singapura, Kanada, hingga negara-negara di Eropa.

  • Batik tujuh rupa

Motif batik ini berasal dari daerah Pekalongan, Jawa Tengah. Motif batik tujuh rupa sangat kental dengan inspirasi alam, seperti tumbuhan atau hewan. Dinamakan tujuh rupa karena berbeda dengan batik sogan, motif batik khas Pekalongan ini memakai warna yang lebih bervariasi, dan memiliki perpaduan unsur budaya beberapa daerah dari Jawa, Bali, hingga kebudayaan Tiongkok. Batik tujuh rupa ini juga cukup terkenal dan diminati di mancanegara.

  • Batik mega mendung

Motif batik mega mendung merupakan motif khas dari Cirebon, Jawa Barat. Motif ini merupakan hasil perpaduan budaya asli masyarakat Cirebon dengan etnis Tiongkok. Batik mega mendung umumnya didominasi oleh warna biru, abu-abu, dan putih yang menggambarkan langit dengan awan mendung. Motif batik ini berupa garis-garis lengkung yang menyerupai bentuk awan. Batik mega mendung juga merupakan salah satu motif batik yang banyak dilirik para wisatawan asing.

  • Batik kawung

Motif batik kawung merupakan motif khas dari daerah Surakarta. Motif batik ini berupa bulatan sejajar yang berderet rapi dan geometris. Nama kawung sendiri digunakan karena motif batik ini menyerupai buah kawung atau kolang kaling yang berjejer dengan rapi.

  • Batik parang

Motif batik parang adalah salah satu motif batik tertua di Indonesia, yang telah ada sejak zaman kerajaan Mataram Kertasura, yang saat ini disebut Solo. Motif batik parang dibentuk menyerupai huruf S yang berjejer rapi dan terkait satu sama lain.